Sebagian besar
masyarakat di desa Beluk Kenek berprofesi sebagai petani. Salah satu potensi
alam yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Beluk Kenek sebagai petani adalah
lahan yang cukup luas yang dapat ditanami oleh tanaman seperti padi, singkong,
tembakau, terung, cabai, jagung, dan lain-lainnya. Beluk Kenek merupakan daerah
perbukitan yang terdapat di Kecamatan Ambunten. Lahan disini merupakan lahan
kering yang hanya dapat ditanami padi dan jagung saat musim-musim penghujan
saja. Maka dari itu, antisipasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup pada
saat musim kemarau adalah dengan menanam singkong. Tanaman singkong tidak hanya
di tanam waktu musim kemarau saja, pada saat musim penghujan pun di pekarangan
atau tegal, masyarakat disini biasanya memanfaatkan lahan mereka untuk ditanami
singkong.
Kebanyakan hasil
panen dari tanaman singkong di manfaatkan oleh beberapa masyarakat untuk diolah
menjadi kerupuk. Masyarakat disini lebih mengenal dengan nama kerupuk kepeng.
Kerupuk kepeng diusahakan oleh beberapa masyarakat secara pribadi. Tidak sumua
singkong dapat digunakan untuk membuat kerupuk kepeng. Hanya singkong kuning
yang dapat digunakan untuk membuat kerupuk kepeng. Apabila pembuatan kerupuk
kepeng dengan menggunakan singkong putih, hasilnya adonan tersebut tidak dapat dibentuk.
Kerupuk kepeng
berasal dari singkong yang dihaluskan dicampur dengan tepung kanji dan daun
bawang yang sudah dicincang halus. Adonan tersebut di campur sampai merata
dengan menambahkan bawang putih yang sudah di haluskan. Setelah adonan selesai
dibuat, adonan tersebut dibentuk dengan menggunakan cetakan piring. Sehingga
akan menghasilkan bentuki adonan yang bulat dan tipis. Setelah itu, adonan di
kukus kurang lebih selama tiga menit. Apabila pengukusan dilakukan cukup lama,
hasilnya adonan kerupuk tersebut tidak bisa dilepas dari cetakan. Sehingga
membutuhkan tingkat kematangan kerupuk kepeng yang optimum.
Selesai di
kukus, kerupuk kepeng tersebut di lepaskan dari cetakan, dan di tata rapi di
wadah pengeringan. Pengeringan dilakukan dengan memanfaatkan sinar matahari
selama satu hari. Jika pada saat musim penghujan, pengeringan bisa dilakukan
selama 2-3 hari. Setelah kering setiap100 keping kerupuk kepeng ditali dengan
menggunakan tali rafia dan di masukkan kedalam karung. Kerupuk kepeng sudah
siap untuk diperjualbelikan.
Pengusaha
kerupuk kepeng disini, menjual kerupuk kepeng mentah kering per 100 keping
kerupuk kepeng dengan harga Rp. 15.000 rupiah. Persediaan kerupuk kepeng tidak
setiap hari ada, namun harus melakukan pemesanan terlebih dahulu. Ketika sudah
terdapat pemesanan oleh calon pembeli,
pengusaha kerupuk kepeng baru membuatkan untuk memenuhi permintaan. Jika bahan
baku singkong tidak ditemukan seperti pada saat musim kemarau seperti ini,
pengusaha kerupuk kepeng membeli singkong di pasaran.
EmoticonEmoticon